Minggu, 20 Maret 2011

Terapi Rasa Sakit Karena perawatan Orthodontik

Faktor penyebab rasa sakit
Teori Pintu Gerbang dari Melzack dan Wallmengatakan bahwa terdapat tiga komponen yang berperan dalam terjadinya rasa sakit. Komponen pertama adalah sensori diskriminatif, yang menentukan informasi persepsi yang diterima seseorang. Informasi tersebut mencakup lokasi, besarnya dan waktu perangsangan. Kedua adalah komponen pengaruh motivasional, yang memberikan motivasi bertindak sebagai hasil dari informasi ini. Ketiga adalah komponen kognitif evaluatif, yang dipengaruhi oleh pengalaman lampau dan dugaan.

Usaha mengontrol rasa sakit
Uasaha ,engurangi rasa sakit dapat dilakukan dengan memodifikasi factor psikologi. Kecemasan dapat dikurangi dengan pemberian informasi. Adanya ketidakpastian menyebabkan seseorang hanya memiliki sedikit gambaran tentang apa yang akan terjadi pada dirinya. Hal ini menyebabkan seseorang memiliki sedikit kesempatan untuk merubah tingkah laku dirinya sendiri atau dokter giginya. Dokter gigi sebaiknya memberikan dukungan emosional ketika menjelaskan prosedur perawatan. Adanya rasa aman dan percaya mengurangi kecemasan pasien.
Teori pintu gerbang mengatakan bahwa terdapat 3 komponen yang berperan dalam membangun rasa sakit; sensori diskriminatif, afektif motivasional, dan kognitif evaluatif. Modifikasi dari ketiga komponen ini diharapkan dapat mengurangi stress yang dirasakan oleh pasien. Ada beberapa teknik yang mempengaruhi yang mempengaruhi komponen sensori diskrimantif. Alat-alat dirancang menggunakan kawat diameter kecil dan ringan yang mengeluarkan gaya lebih kecil trhadap gigi. Bahan anti inflamasi non steroid seperti aspirin dan ibuprofen telah digunakan untuk menghilangkan rasa sakit. Penelitian terhadap 93 pasien yang menjalani perawatan ortodontik menemukan bahwa 63% pasien berkurang rasa sakitnya sesudah mengunyah permen analgesic. Obat analgesic yang diberikan sebelum aplikasi alat ortodontik memblok impuls saraf afferent sebelum mencapai system saraf pusat. Penambahan 1 atau 2 dosis obat analgesic sesudah aplikasi alat ortodontik menyempurnakan control rasa sakit.
Komponen afektif motifasi mengacu pada cara orang bereaksi terhadap informasi sensori yang mereka terima. Mereka dapat bereaksi dengan strees yang berlebihan bila informasi sensori yangf mereka terima dianggap sebagai suatu ancaman terhadap kehidupannya. Bila informasi tersebut dianggap lebih netral, tanpa konotasi afektif, pasien mungkin merasa bahwa ia dapat mengatasi situasi dengan cara tertentu. Pengalihan perhatian merupakan salah satu cara pengendalian komponen afektif motivasi. Sebelum perawatan ortodontik pasien sebaiknya di motivasi dengan cara memberi informasi keadaan maloklusinya dan membayangkan hasil perawatan yang akan dicapai. Adanya perhatian pasien terhadap keadaan mal oklusinya membantu dalam mengontrol emosi ketidaknyamanan perawatan ortodontik. Peningkatan pengendalian memberi kesempatan pada pasien untuk mengendalikan tindakan dokter gigi. Pengendalian bukan berarti menghindari situasi melainkan kemampuan untuk mempengaruhi cara mengalaminya.
Komponen kognitif evaluatif berkaitan dengan evaluasi keparahan masukan sensori. Bayangan pasien atas intensitas stimulus yang akan dirasakan adalah sangat penting. Sebagian kendala yang dihadapi p[asien selama menjalani perawatan diberi label “menyakitkan” sehingga stimulus yang dialami diterima sebagai rasa sakit. Dua metodemengalihkan bayangan rasa sakit pada perawatan gigi, yaitu hipnotis dan mempersiapkan pasien untuk perawatan gigi. Persiapan pasien pada perawatan ortodontik dapat dilakukan dengan cara memberitahu kemungkinan rasa sakit yang mungkin akan dialami dan cara mengatasinya. Adanya persiapan ini membantu pasien dalam mengontrol kecemasan. Seorang pasien yang tidak diberitahu tentang bagaimana cara perawatan dan apa yang dirasakan sesudahnya menimbulkan ketidakpastian. Hal ini mungkin meningkatkan rasa sakit yang dialami.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar