Minggu, 13 Maret 2011

penyusunan gigi pada galangan gigit GTL

Penyusunan gigi
Penyusunan gigi dilakukan secara bertahap yaitu penyusunan gigi anterior atas, gigi anterior bawah, gigi posterior atas, gigi M1 bawah dan gigi posterior bawah lainnya. Dengan syarat utama :
- Setiap gigi mempunyai 2 macam kecondongan/inklinasi
1. Inklinasi mesio-distal
2. Inklinasi anterio-posterior atau inklinasi labio/bukopalatal/lingual sesuai dengan kecondongan tanggul gigitan. Bila terlalu kelabial akan tampak penuh dan bila terlalu kepalatal akan tampak ompong.
- Dilihat dari oklusal berada diatas lingir rahang.
- Penyusunan gigi harus disesuaikan dengan keadaan lingir, pada pasien yang sudah lama ompong sering sudah terjadi rresopsi lingir.
- Resopsi pada lingir atas berjalan keatas dan kepalatal yang menyebabkan bibir jatuh dan tampak masuk, maka penyusunan gigi tidak dilingir tapi lebih kelabial dan sebaliknya resopsi lingir bawah mengarah keanterior sehingga penyusunan gigi lebih kelingual.
Berhubung dengan tujuan pembuatan geligi tiruan ialah untuk memperbaiki fungsi pengunyahan, fungsi bicara dan estetik maka perlu diperhatikan beberapa faktor dalam penyusunan gigi:
a. Inklinasi atau posisi setiap gigi
b. Hubungan setiap gigi dengan gigi tetangganya dan gigi antagonisnya.
c. Hubungan kontak antar gigi atas dan bawah yaitu hubungan :
#oklusi sentris
#oklusi protusiv
#sisi kerja
#sisi yang mengimbangi
d. Overbite dan overjet gigi atas dan bawah dalam hubungan rahang yang normal
e. Estetik :
# bentuk gigi hendaknya sesuai dengan bentuk lengkung rahang, bentuk kepala, bentuk muka, dan jenis kelamin.
# Besar gigi sesuai dengan besar kecilnya lengkung rahang.
# Susunan gigi tiruan hendaknya dibuat sewajar mungkin agar bila kelak geligi tiruan dipakai kelihatan wajar.
# Profil pasien yang menyangkut ketepatan dimensi vertikal dan oklusi sentrik kita tentukan. Dimensi vertikal yang terlalu rendah atau terlalu tinggi akan merubah profil pasien.

A. Penyusunan gigi anterior
I. Penyusunan gigi anterior atas, pada permukaan labial setiap gigi yang akan disusun kita tarik porosnya.
Tanggul gigitan malam dipotong bertahap supaya tidak kehilangan jejak selebar mesio-distal dan sedalam lebar antero-posterior gigi yang akan disusun ditempat tersebut. Gigi yang disusun harus memenuhi syarat inklinasi mesio-distal dan inklinasi anterio-posteriornya serta dilihat dari bidang oklusal, tepi insisal gigi anterior atas berada diatas lingir rahang dan sesuai lengkung lingir rahang. Untuk memudahkan penyusunan gigi gambaran lengkung puncak lingir rahang kita pindahkan ke meja artikulator dan incisal edge gigi anterior atas menyentuh lengkung ini pada meja artikulator saat penyusunan gigi.
1. Gigi I-1 atas
Tanggul gigitan malam dipotong secukup gigi I-1 atas,lalu gigi I-1 atas yang telah digambar porosnya digambar diletakkan ditempat ini dengan memperhatikan inklinasi mesio-distal.
2. Gigi I-2 atas
Tanggul gigitan malam dipotong secukup gigi I-2 atas, lalu gigi I-2 atas yang telah digambar porosnya diletakkan ditempat ini dengan memperhatikan inklinasi mesio-distal, long axisnya membuat sudut 80 derajat dengan bidang oklusal dan tepi oklusalnya 1 mm diatas bidang oklusal.
3. Gigi C/ kaninus atas
Tanggul gigitan malam dipotong secukup gigi C atas lalu gigi C yang telah digambar porosnya diletakkan ditempat ini dengan memperhatikan inklinasi mesio-distal : long axisnya hampir sama dengan gigi I-1 atas atau paling condong garis luar distal tegak lurus bidang oklusi atau meja artikulator dan inklinasi antero posterior : bagian servikal tampak lebih menonjol dan ujung cusp lebih kepalatal dan menyentuh bidang orientasi dilihat dari bidang oklusal.
Kemudian gigi I-1, I-2 dan C atas lainnya disusun seperti syarat-syarat diatas.

II. Penyusunan gigi anterior bawah pada permukaan labial gigi yang akan disusun kita tarik porosnya.
Penyusunan gigi anterior bawah disesuaikan dengan gigi anterior atas yang telah disusun memenuhi estetik dan diutamakan untuk fungsi memotong atau menyobek makanan. Posisi gigi anterior atas dan bawah harus diberi jarak vertikal/ overbite dan jarak horizontal/overjet secukupnya menyesuaikan dengan tinggi bonjol/cusp gigi posterior. Saat gigi anterior berfungsi, gigi anterior bawah maju berkontak tepi lawan tepi dengan gigi anterior atas untuk mengimbanginya kecuali kasus lain. Jalan yang ditempuh gigi anterior bawah akan membentuk sudut dengan bidang horisontal yang disebut sudut insisal atau incisal guidance.
1. Gigi I-1 bawah
Tanggul gigitan malam bawah dipotong secukup gigi I-1 bawah lalu gigi I-1 bawah yang telah digambar porosnya diletakkan ditempat ini dengan memperhatikan inklinasi mesio-distal long axisnya membuat sudut 85 derajat dengan bidang oklusal dan tepi insisal 1-2 mm diatas bidang oklusal, inklinasi antero-posterior.
2. Gigi I-2 bawah
Tanggul gigitan malam bawah dipotong secukup gigi I-2 bawah lalu gigi I-2 bawah yang telah digambar porosnya diletakkan ditempat ini dengan memperhatikan inklinasi mesio distal, long axisnya membuat sudut 80 derajat dengan bidang oklusal inklinasi antero posterior,long axisnya tegak lurus bidang oklusal, bagian tepi insisal dan bagian servikal sama jaraknya, tepi insisal 1-2 mm diatas bidang oklusal, serta dilihat dari bidang oklusal tepi insisal terletak diatas lingir rahang.
3. Gigi C/kaninus bawah
Tanggul gigitan malam bawah dipotong secukup gigi C / kaninus bawah lalu C bawah yang telah digambar porosnya diletakkan ditempatnya dengan memperhatikan inklinasi mesio-distal : long axisnya miring/ paling condong garis luar distalnya tegak lurus bidang oklusal, inklinasi antero-posterior. Gigi condong kelingual/bagian servikal menonjol serta dilihat dari bidang oklusal ujung cusp terletak diatas lingir rahang, bagian kontak distal berhimpit dengan garis lingir posterior.
Saat setiap penyusunan gigi bawah, selalu kita periksa artikulasi keanterior dan lateral dengan menggerakan bagian atas artikulator kearah posterior dan kelateral dimana dapat terlihat tepi tepi insisal saling menyentuh.

B. Penyusunan gigi posterior
Sebelum menyusun gigi posterior terlebih dahulu kita membuat goresan garis lingir bagian oklusal galangan malam yang sejajar garis lingir pada dasar model. Penyusunan gigi posterior berdasarkan :
a. Menyusun diatas rahang sehingga terbentuk lengkung gigi
b. Membentuk lengkung/kurva kompensasi
c. Hubungan gigi-gigi dirahang : inklinasi, overbite, overjet.

III. Penyusunan gigi posterior atas harus disusun sedemikian rupa sehingga terbentuk lengkung/ kurva dari sppe dan kurva dari wilson dan agar tetap berada dalam hubungan yang tepat dengan gigi lawannyatidak saja saat oklusi sentris tetapi juga saat pergerakan protusif dan pergerakan lateral dari rahang bawah selama fungsi pengunyahan.
1. Gigi P-1 atas
Tanggul gigitan malam atas dipotong secukup gigi P-1 atas lalu gigi P-1 atas yang telah digambar porosnya diletakkan ditempat ini dengan memperhatikan inklinasi mesio-distal : long axisnya tegak lurus bidang oklusi, inklinasi antero-posterior. Cusp bukal pada bidang oklusi dan cusp palatal kira-kira 1mm diatas bidang oklusi serta dilihat dari bidang oklusi serta dilihat dari bidang oklusal groove developmental sentral terletak diatas lingir rahang.
2. Gigi P-2 atas
Tanggul gigitan malam atas dipotong secukup gigi P-2 atas lalu gigi P-2 atas yang telah digambar porosnya diletakkan ditempat ini dengan memperhatikan inklinasi mesio-distal: porosnya tegak lurus bidang oklusal, inklinasi antero-posterior. Cusp bukal dan cusp palatal terletak pada bidang oklusal serta dilihat dari bidang oklusal development groove sentralnya terletak diatas lingir rahang.
3. Gigi M-1 atas
Tanggul gigitan malam atas dipotong secukup gigi M-1 atas lalu gigi M-1 atas yang telah digambar porosnya diletakkan ditempat ini dengan memperhatikan inklinasi mesio-distal: porosnya condong kedistal, inklinasi antero-posterior, cusp-cuspnya terletak pada bidang oblique dari kurva antero-posterior yaitu cusp mesio-palatal terletak pada bidang oklusi, cusp mesio-bukal dan disto-palatal sama tinggi kira-kira 1mm diatas bidang oklusi dan cusp disto-bukal kira-kira 2 mm daiatas bidang oklusi serta dilihat dari bidang oklusal cusp-cuspnya terletak pada kurva lateral.
4. Gigi M-2 atas
Sisa tanggul gigitan malam atas dipotong secukup gigi M-2 atas lalu gigi M-2 atas yang telah digambar porosnya diletakkan ditempat ini dengan memperhatikan inklinasi mesio-distal: porosnya condong kedistal, inklinasi antero-posterior, cusp-cuspnya terletak pada bidang oblique dari kurva antero-posterior, serta dilihat dari bidang oklusal permukaan bukal gigi M-2 atas terletak pada kurva lateral.

IV. Penyusunan gigi posterior bawah disusun sedemikan rupa sehingga terbentuk lengkung sphere dari Monson agar tetap berada dan berhubungan yang tepat terhadap gigi geligi lawannya, tidak saja saat oklusi sentris tetapi juga saat semua gerakan dari rahang bawah selama pengunyahan.
1. Gigi M-1 bawah
Tanggul gigitan malam atas dipotong secukup gigi M-1 bawah lalu gigi M-1 bawah diletakkan ditempat ini dengan memperhatikan inklinasi mesio-distal: cusp mesio-bukal gigi M-1 atas berada digroove mesio-bukal gigi M-1 bawah. Inklinasi antero-posterior ; cusp bukal gigi M-1 (holding cusp) bawah berada difosa sentral gigi geraham atas dan terlihat adanya overbite dan overjet serta dilihat dari bidang oklusal cusp bukal gigi geraham bawah berada diatas lingir rahang.
2. Gigi P-2 bawah
Tanggul gigitan malam atas dipotong secukup gigi P-2 bawah lalu gigi P-2 bawah yang telah digambar porosnya diletakkan ditempat ini dengan memperhatikan inklinasi mesio-distal: porosnya tegak lurus bidang oklusal, inklinasi antero-posteriornya ; cusp bukalnya berada pada di fosa sentral gigi P-1 dan P-2 atas terlihat adanya overjet dan overbite serta dilihat dari bidang oklusal: cusp bukalnya berada diatas lingir rahang.
3. Gigi M-2 bawah
Sisa tanggul gigitan malam atas dipotong secukup gigi M-2 bawah lalu gigi M-2 bawah yang telah digambar porosnya diletakkan ditempat ini dengan memperhatikan inklinasi mesio-distal, inklinasi antero-posteriornya serta dilihat dari bidang oklusal: cusp bukalnya berada diatas lingir rahang.
4. Gigi P-1 bawah
Sisa tanggul gigitan malam atas dipotong secukup gigi P-1 bawah lalu gigi P-1 bawah yang telah digambar porosnya diletakkan ditempat ini dengan memperhatikan inklinasi mesio-distal: porosnya tegak lurus bidang oklusal, inklinasi antero-posteriornya ; cusp bukalnya berada pada di fosa sentral gigi P-1 dan C atas serta dilihat dari bidang oklusal: cusp bukalnya berada diatas lingir rahang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar