Rabu, 19 Mei 2010

KARIES

Menurut kedalamannya, dapat dibagi :

* Karies Superfisial yaitu karies yang hanya mengenai email. Biasanya pasien belum merasa sakit.

* Karies Media yaitu karies yang mengenai email dan telah mencapai setengah dentin. Menyebabkan reaksi hiperemi pulpa, gigi biasanya ngilu, nyeri bila terkena rangsangan panas atau dingin dan akan berkurang bila rangsanyan dihilangkan.

* Karies Profunda yaitu karies yang mengenai lebih dari setengah dentin dan bahkan menembus pulpa. Menimbulkan rasa sakit yang spontan.

image001illus4tooth

Gambar 1: Karies Superfisial (kiri Karies Media dan karies profunda (kanan)

Klasifikasi karies menurut sistem Black :

* Klas I : karies ini terjadi pada ceruk dan fisura dari semua gigi, meskipun lebih ditujukan pada gigi posterior.

* Klas II : kavitas yang terrdapat pada permukaan aproksimal gigi posterior, karies Klas II dapat mengenai permukaan mesial dan distal atau hanya salah satunya sehingga dapat digolongkan menjadi kavitas MO (mesio-oklusal) atau MOD (mesioo-oklusal-distal). Karena akses untuk perbaikan biasanya dibuat dari permukaan oklusal, permukaan oklusal dan aproksimal dari gigi direstorasi sekaligus. Tetapi dilihat dari definisinya kavitas ini adalah lesi proksimal dan tiidak selalu mencakup permukaan oklusal.

* Klas III : lesi Klas III hanya mengenai gigi anterior. Lesi ini dapat terjadi pada permukaan mesial atau distal dari insisivus atau kaninus, lesii ini terjadi di bawah titik kontak dan bentuk kavitasnya bulat dan kecil.

* Klas IV : kavitas ini adalah kelanjutan dari kavitas Klas III. Lesi ini pada permukaan proksimal gigi anterior yang telah meluas sampai ke sudut insisal. Jika karies ini luas atau abrasi hebat dapat melemahkan sudut insisal dan menyebabkan terjadinya fraktur.

* Klas V : kavitas gingival adalah kavitas pada permukaan yang halus. Terlepas dari etiologinya – karies, abrasi, atau erosi – tipe lesi ini disebut juga karies Klas V. Menurut definisi Dr.Black, karies Klas V juga dapat terjadi baik pada permukaan facial maupun lingual, namun lesi ini lebih dominan timbul pada permukaan yang menghadap bibir dan pipi daripada lidah. Kavitas ini bisa mengenai sementum selain email.

* Klas VI : tipe kavitas ini terjadi pada ujung tonjol Gigi posterior dan edge insisal gigi insisivus. Pembentukan yang tidak sempurna pada ujung tonjol atau edge insisal seringkali membuat daerah rentan terhadap karies. Karies Klas VI sebenarnya bukan diidentifikasi oleh Dr.Black, tetapi pada daerah geografis tertentu ditambahkan sehingga menjadi bagian dari system klasifikasinya (Lloyd Baum dkk,1997: 49-51).

Gambar 2 : Klasifikasi Karies menurut Black

Menurut lokasinya, dapat dibagi menjadi :

* Karies oklusal

* Karies labial

* Karies bukal

* Karies palatal/lingual

* Karies aproksimal

* Karies kombinasi (Mengenai semua permukaan)

Pembagian lain dari karies berdasarkan lokasi :

* Karies yang ditemukan di permukaan halus, ada tiga macam karies permukaan halus :

 Karies proksimal adalah tipe yang paling sulit dideteksi. Tipe ini kadang tidak dapat dideteksi secara visual atau manual dengan sebuah explorer gigi. Karies proksimal ini memerlukan pemeriksaan radiografi.

 Karies akar adalah tipe karies yang sering terjadi dan biasanya terbentuk ketika permukaan akar telah terbuka karena resesi gusi. Bila gusi sehat, karies ini tidak akan berkembang karena tidak dapat terpapar oleh plak bakteri. Permukaan akar lebih rentan terkena proses demineralisasi daripada enamel atau email karena sementumnya demineraliasi pada pH 6,7, di mana lebih tinggi dari enamel. Karies akar lebih sering ditemukan di permukaan fasial, permukaan interproksimal, dan permukaan lingual. Gigi geraham atas merupakan lokasi tersering dari karies akar.

 Tipe ketiga karies ini terbentuk pada permukaan lainnya.

* Karies di celah atau fisura gigi.

Celah dan fisura adalah tanda anatomis gigi. Fisura terbentuk saat perkembangan alur, dan tidak sepenuhnya menyatu, dan membuat suatu turunan atau depresio yang khas pada strutkur permukaan email. Tempat ini mudah sekali menjadi lokasi karies gigi. Celah yang ada daerah pipi atau bukal ditemukan di gigi geraham.

Karies celah dan fisura terkadang sulit dideteksi. Semakin berkembangnya proses perlubangan karena karies, email atau enamel terdekat berlubang semakin dalam. Ketika karies telah mencapai dentin pada pertemuan enamel-dental, lubang akan menyebar secara lateral. Di dentin, proses perlubangan akan mengikuti pola segitiga ke arah pulpa gigi.

AmalGaM

WhAt Is AMaLgAm?

KataNa bukU Combe dental Material Amalgam Is suatu alloy air raksa dengan satu atau beberapa logam lain. Pada suhu kamar air raksa didapati berupa cairan; titik bekunya adalah -39oC. dapat segera mengalami amalgamasi dengan logam seperti perak/silver, tin dan kuprum menghasilkan suatu bahan yang padat.

Kalo Dental amalgam adalah bahan tambal yang paling banyak dipergunakan untuk gigi posterior. Air raksa/merkuri dicampur dengan puder alloy untuk mendapatkan bahan plastis yang kemudian dimasukkan ke dalam kavitet preparasi. Amalgam yang telah set atau mengeras lebih kuat dari semua jenis semen gigi yang ada serta semua bahan tambalan gigi anterior (Appendix II).

Adalagi yang mengatakan bahwa Amalgam adalah jenis logam campur yang khusus mengandung merkuri sebagai salah satu konstituennya. Karena merkuri bersifat cair dalam temperature kamar, merkuri dapat dicampur dengan logam lain yang padat. Proses amalgamasi modern dimulai di klinik ketika tetsan merkuri dikeluarkan dari sebuah ruang tertutup dalam kapsul, kedalam ruang lain yang mengandung amalgam, kedua komponen tersebut diaduk bersama dengan alat amalgamator. Proses amalgamasi berlanjut sementara segmen-segmen massa plastis terkondensasi di bawah tekanan yang kuat terhadap dinding gigi-gigi yang sudah dipreparasi, atau jika ada, terhadap pita matriks. Reaksi berlanjut selama proses manipulasi di dalam mulut berkurang dalam waktu beberapa menit ketika amalgam gigi mulai meningkat kekuatan dan kekerasannya. Walaupun reaksi dapat berlangsung bebrapa hari, amalgam gigi sudah cukup kuat untuk menerima tekanan gigit yang sedang dalam waktu beberapa jam saja.

Amalgam juga punya komposisi so amalgam itu merupakan gabungan ato campuran dari alloy-aloy lain tetntunya lebih dari satu alloy……..

Setauku sich…….Komposisi Amalgam….

American Dental Association (ADA) Spesification No.1 mengharuskan agar logam campur amalgam mempunyai kandungan utama dari perak dan timah. Unsure-unsur lain seperti tembaga, seng, emas, dan merkuri dalam jumlah yang tidak ditentukan, dibolehkan ada dalam konsentrasi kurang daripada konsentrasi perak atau timah. Logam campur yang mengandung seng lebih dari 0,01% dari yang diperlukan disebut mengandung seng. Logam campur yang mengandung seng 0,01% atau kurang disebut non-seng. Tidak ada spesifikasi untuk logam campur rendah tembaga atau tinggi tembaga.

Alloy dalam pembuatan dental amalgam dalam garis besarnya dapat diklasifikasikan ke dalam dua tipe: pertama, alloy konvensional mengandung kurang dari 6% kuprum, formula kimia bahan ini mengalami hanya sedikit perubahan sejak bertahun-tahun; kedua, alloy kaya cuprum yang mulai banyak dipergunakan sejak beberapa tahun terakhir ini (kadang-kadang disebut sebagai “high copper alloy”). (Combe, 1992:192)

1. Alloy konvensional

· Alloy konvensional mengandung konstitusi dasar sebagai berikut:

1. Silver 67-74%

2. Tin 25-27%

3. Kuprum 0-6%

4. Zinc 0-2%

Perbedaan utama antara berbagai alloy konvensional terletak pada bentuk dan ukuran partikelnya.

2.Alloy kaya kuprum

Alloy ini mempunyai beberapa tipe sebagai berikut:

a. Blended alloy, kadang-kadang disebut juga “dispersion modified alloy”; alloy ini mengandung dua bagian partikel alloy konvensional yang dipotong dengan lathe (dalam satuan berat) ditambah satu bagian alloy silver-copper eutectic spheris (kira-kira 70% Ag+30% Cu).

Kompoisi keseluruhan kira-kira adalah sebagai berikut:

Silver 69% kuprum 13%

Tin 17% zinc 4%

b. Alloy yang merupakan kebalikan tipe (a) di atas, alloy seperti ini dipergunakan pada beberapa Negara. Alloy ini mengandung dua bagian alloy spheris (satuan berat) terdiri dari 60% Ag, 25% Sn, 15% Cu, ditambah satu bagian alloy konvensional. Komponen terakhir ini dapat dalam bentuk spheris atau partikel fine grain hasil pemotongan dengan lathe.

c. Telah dilakukan berbagai percobaan terhadap alloy yang berupa campuran antara alloy konvensional dan copper amalgam.

Kalo temen-temen Mau Lebih JeLas Tau TentAng Apa n Apa Aja KompOsisi Amalgam Itu sa Mbaca buku nie.?!?!?!?!?!?!

Combe, E C. 1992. Sari Dental Material. Penerjemah:Slamat Tarigan. Jakarta : Balai Pustaka

Anusavice, Kenneth J. 2004. Buku Ajar Ilmu Bahan Kedokteran Gigi. Jakarta: EGC

Gigi Persistensi

GIGI PERSISTENSI. . . . .

SerinG Dong Ngliat gigi temen kita yang tumpuk undung atao tumpuk-tumpuk n desel-deselan dimulutnya….

Emang se ada yang bilang kalo gigi seperti itu bikin ketawa lebih manis tapi sebenernya itu ganggu lho…..

Mau tau apa nama gigi seperti itu ?

This isGIGI PERSISTENSI”

G

igi persistensi yaitu gigi susu yang masih ada atau belum tanggal sedangkan gigi permanen sudah tumbuh. nih ada banyak macemNya gigi persistensi itu :

1. Gigi I2|I2 Persistensi

Erupsi gigi Insisiv

Erupsi gigi insisisiv atas permanen akan terjadi di palatinal gigi insisiv atas sulung yang disertai dengan resorbsi akar gigi susu sampai pada suatu saat gigi susu akan tanggal.

Dilihat dari anterior pada waktu gigi I1 atas erupsi seringkali gigi ini juga mempunyai diastema yang akan menutup dengan sendirinya pada periode-periode selanjutnya. Pada tahap selanjutnya gigi I lateral atas akan erupsi. Gigi ini akan erupsi sedikit di sebelah palatinal I1. Pada waktu gigi ini erupsi arahnya juga lebih ke lateral. Hal ini disebabkan karena tekanan dari gigi kaninus yang mengenai daerah apical I lateral. Tekanan ini m,enyebabkan inklinasi gigi berubah dan terpusat pada apeksnya, dan inklinasi yang menyebar ini disebut “Sun-Rays appearance”.

Kedudukan gigi kaninus yang miring yang menekan akar gigi I2 disebut sebagai “Ugly duckling stage of eruption”. Sesudah gigi kaninus erupsi lebih lanjut gigi ini akan mengikuti distal dari I2 dan tekanan yang ditimbulkannya menggeser I2 dan I1 ke tempatnya, sehingga diastema akan tertutup kembali.

Gigi susu Persistensi

Gigi susu seringkali tetap ada lebih dari waktu normal bila gigi tetap pengganti tidak ada atau tergeser. Sebagai contoh kaninus atas susu tetap ada bila kaninus tetap bergeser ke palatal. Tetapi pada beberapa keadaan , retensi gigi susu akan menghalangi erupsi atau menggeser gigi penggantinya. Sebagai contoh bila akar insisivus susu tidak teresorbsi normal insisivus tetap akan tergeser ke lingual.

Pemeriksaan Subjektif dan Objektif Pada Gigi Persistensi

Pemeriksaan Intra oral (rongga mulut) dengan alat - alat dasar kedokteran gigi

Diharapkan agar kecemasan yang dirasakan oleh anak pada kedatangannya dapat dikurangi atau dihilangkan selama periode pencatatan riwayat.Kemudian, anak juga harus duduk tenang pada kursi perawatan. Pada anak yang sangat muda, pendekatan sebaiknya dilakukan olleh dokter gigi dengan menanyakan “berapa banyak gigimu?” ; ini tentunya kurang menakutkan bagi anak daripada “saya ingin lihat gigi-gigimu” jika anak masih tidak mau duduk pada kursi perawatan, orang tua harus diminta untuk memangku anak dengan kepala ditahan dengan lengan kanan orang tua. Pada posisi ini anak akan merasa aman, orang tua dapat membantu menahan gerakan- gerakan yang tidak diinginkan.

Pendekatan yang di jelaskan di atas jelas tidak praktis pada anak yang lebih dewasa yang terlalu besar untuk dipangku. Jika anak sudah besar dan kooperatif setelah perencanaan riwayat dan tidak mau duduk pada kursi perwatan, lebih baik menunda pemeriksaan mulut dan dengan proses pembentukan tingkah laku dengan cara berbeda, misalnya penjelasan kesehatan mulut.

Amalgam Berflouride

Amalgam plus fluoride

Untuk meningkatkan mutu amalgam terhadap terjadinya karies sekunder, telah dikembangkan dengan menambahkan senyawa fluorida dengan maksud menambah efek anti kariogenik. Bahan restorasi amalgam yang mengandung fluorida yang dalam bubuknya merupakan amalgam konvensional tipe lathe-cut dengan komposisi (brosur Dentoria -France):

stanus fluorida (SnF,) 1%,

perak (Ag) 68%,

timah (Sn) 27%,

tembaga (Cu) 4,5%, seng

(Zn) 1,5%.

Fluorida pada bahan restorasi amalgam dalam bentuk senyawa SnF2. Senyawa ini terbukti dapat mengurangi kelarutan enamel terhadap asam dan dapat meningkatkan konsentrasi fluorida di dalam struktur gigi yang berdekatan dengan bahan restorasi ini. Menurut Phillips fluorida dalam amalgam cukup dapat mengurangi kelarutan permukaan enamel dari pengaruh asam, meskipun fluorida yang terlepas terjadi dalam waktu yang singkat, tetapi cukup efektif untuk mencegah terjadinya karies.

Mekanisme fluorida yang utama adalah meningkatkan daya tahan enamel karena adanya remineralisasi, bersifat bakterisid dan menurunkan kemampuan bakteri memproduksi asam. Karena amalgam yang mengandung fluoride ini mempunyai daya untuk mencegah karies sekunder maka dapat digunakan juga pada anak-anak dan dapat digunakan pada orang dewasa.

Selain amalgam yang berflouride ini pada gigi decidui juga dipergunakan restorasi kuprum amalgam karena sifat kuprum amalgam ini antibakteri dari kuprum itu sendiri. Bahan ini tersedia dalam bentuk pil mengandung 60 sampai 70 % mercury dan 30 % kuprum. Dalam penggunaannya bahan dipanaskan sampai tetesan mercury muncul lalu ditrituasi seperti pada bahan amalgam lain dan kemudian dikondensasi didalam kavitet.

Bahan ini tidak dianjurkan untuk tambalan tetap karena terjadi mercury hygiene yang jelek. Jadi dapat disimpulkan bahwa amalgam tipe ini tidak cocok digunakan oleh orang dewasa, tetapi tipe amalgam konvensional biasanya yang dipakai untuk orang dewasa.